Micin atau MSG kerap dituding selaku pemicu kanker. Apa benar?
MSG (monosodium glutamate) yaitu salah satu bumbu yang nyaris pasti ada di dapur rumah Anda. Gunanya menciptakan kuliner terasa lebih enak. Sensasi gurih dan asin dari MSG menciptakan rasa masakan lebih enak saat disantap.
Namun, banyak orang menyebut bahwa terlampau banyak konsumsi micin mampu memicu kanker. Benarkah demikian?
Spesialis gizi klinis di Rumah Sakit Brawijaya Antasari, Cindiawaty Josito Pudjiadi membantah hal tersebut. Kata dia, ialah kesalahan yang kerap menyebut MSG sebagai salah satu pemicu hadirnya kanker.
"Ada banyak faktor yang bisa membuatorang kanker. Tapi MSG itu tidak berdosa, ia tidak membuatkanker," kata Cindiawaty dalam sebuah webinar, beberapa waktu kemudian.
Kata Cindi, bukan MSG yang berdosa. Tapi, contoh dan cara pemakaian MSG-lah yang bisa menyebabkan kanker pada seseorang.
Salah satu bahan MSG yakni garam. Saat MSG dipakai serempak dengan garam dalam jumlah besar, pasti akan berbahaya untuk tubuh.
Penggunaan MSG dalam tahap normal, menurut Cindi, sesungguhnya tidak akan berbahaya. Tapi, bila sudah berlebihan maka bisa mengakibatkan risiko kanker dan penyakit yang lain.
"Sesuatu yang berlebihan itu berbahaya. MSG-nya tidak salah, yang salah itu cara pakainya," kata dia.
Hal serupa juga berlaku untuk daging merah atau kuliner lain yang dibakar. Banyak yang menilai daging merah, terutama yang dibakar, mampu memicu kanker. Padahal bukan daging merah yang menyebabkan kanker, tapi contoh konsumsi berlebihan-lah yang berbahaya untuk tubuh.
"Selama konsumsi dalam batas masuk akal tidak akan jadi penyakit. Silakan makan daging merah, tetapi jangan berlebihan," katanya.